Dokter Tifa Minta Bareskrim Lakukan Penyelidikan Koran yang Umumkan Penerimaan Jokowi di UGM

Sorotan muncul dari aktivis media sosial, Tifauzia Tyassuma, atau lebih akrab disebut Dokter Tifa, terhadap penyelidikan Bareskrim Polri. Fokusnya adalah laporan terkait dugaan adanya kejanggalan pada ijazah mantan Presiden Joko Widodo, khususnya mengenai penerimaannya di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1980. Kecurigaan Tifa timbul dari sebuah berita koran yang menginformasikan hal berbeda dari versi resmi. Ini memicu perdebatan mengenai keaslian dokumen tersebut.
 

Kecurigaan Mengarah Pada Keaslian Dokumen

Dokter Tifa menilai bahwa terdapat sejumlah indikasi yang bisa menjadi sinyal bagi aparat penegak hukum. Analisis ini muncul dari paparan Bareskrim Polri, di mana ditemukan perbedaan antara jalur penerimaan Joko Widodo di UGM dan pernyataan media cetak lokal di Yogyakarta. Menurut Tifa, informasi bahwa Jokowi diterima melalui jalur Sarjana Muda (SM) menandakan ada pertanyaan lebih dalam mengenai verifikasi data.

Perbedaan Pengumuman Internal dan Media Publik

Pernyataan yang diluncurkan di platform media sosial Twitter (atau X) oleh Dokter Tifa pada Jumat, 26 Desember 2025, mengungkapkan potensi konfliknya. Menurutnya, kehadiran koran dengan pengumuman berbeda mungkin menandakan ketidaksesuaian informasi antara dokumen internal yang dimiliki Bareskrim dan pengungkapan publik yang ada. Hal ini bisa saja menunjukkan adanya kecurigaan internal terhadap dokumen yang telah dipublikasikan.
 

Seruan Untuk Penelusuran Lebih Lanjut

Dokter Tifa juga menegaskan bahwa situasi ini, walaupun masih berupa dugaan, bisa menjadi dorongan bagi penelusuran lebih dalam. Penegasan ini bukan hanya untuk mengungkap fakta kebenaran tetapi juga untuk memastikan keotentikan ratusan dokumen yang terkait dengan ijazah Jokowi. Ia mengindikasikan kesediaannya bersama tokoh lain, seperti Roy Suryo dan Rismon Sianipar, untuk terlibat dalam penelitian mendalam jika diperlukan.
 

Implikasi Terhadap Institusi Akademik

Isu ini memunculkan pertanyaan lebih luas mengenai integritas institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Apabila dugaan ini terbukti, bisa berdampak serius terhadap kepercayaan publik dan kredibilitas akademik. Oleh karenanya, penyelesaian yang transparan dan menyeluruh menjadi keharusan, guna menjaga reputasi lembaga pendidikan sekaligus kejelasan rekam jejak publik figur.

Sumber: www.gelora.co (2025-12-26)

0 Komentar

Produk Sponsor