Seorang pengamat politik menyatakan bahwa sosok mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi figur sentral dalam diskursus publik nasional, lebih dari satu tahun setelah masa jabatannya berakhir. Menurutnya, perhatian publik saat ini terbagi antara Presiden Prabowo Subianto dan pengaruh Jokowi yang dinilai masih signifikan.
Pengamat politik dan pemerhati bangsa, Tony Rosyid, dalam keterangan tertulisnya pada Senin (17/11/2025) di Jakarta, menyampaikan analisisnya mengenai alasan di balik berlanjutnya sorotan terhadap Jokowi. Ia mengutarakan adanya kecurigaan bahwa mantan presiden tersebut masih mengendalikan kekuasaan meskipun tidak lagi menempati Istana Kepresidenan.
Faktor Pembangunan Kekuasaan Berbasis Konflik
Menurut analisis Tony, alasan pertama adalah cara Jokowi membangun kekuasaannya sejak paruh periode pertama hingga akhir masa jabatannya, yang ia sebut sarat dengan konflik. Ia berpendapat bahwa pihak-pihak yang merasa menjadi korban atau dirugikan oleh kebijakan Jokowi pada masa lalu belum sepenuhnya menerima jika Jokowi meninggalkan panggung politik dengan nyaman.
Keberadaan 'Sekoci Politik' Keluarga
Alasan kedua yang dikemukakan Tony adalah keberadaan ahli waris politik yang ia istilahkan sebagai 'sekoci politik' bagi Jokowi. Ia merujuk pada posisi strategis yang kini diduduki oleh anggota keluarganya, yaitu Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden, Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumatera Utara, dan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dugaan Pengaruh dan Intervensi
Faktor ketiga, menurut Tony, adalah adanya anggapan bahwa Jokowi masih memiliki kekuatan untuk melakukan intervensi dan mengendalikan pemerintahan Prabowo. Ia mencontohkan bertahannya pejabat Kapolri yang dinilai telah menjabat terlalu lama di tengah beragam dinamika yang terjadi. Fenomena ini, menurutnya, dipandang sebagai salah satu bentuk intervensi yang dilakukan oleh Jokowi.
Panggung Politik yang Terbelah
Tony menyimpulkan bahwa meskipun Prabowo Subianto kini menjadi penguasa formal, panggung politik nasional masih terbelah. Sebagian perhatian mengarah kepada Prabowo, namun isu-isu yang berkaitan dengan Jokowi dinilai masih memperoleh porsi perhatian yang cukup besar dari masyarakat luas.
Referensi:
Sumber artikel: www.gelora.co (17/11/2025)
0 Komentar