JAKARTA – Tokoh publik Muhammad Said Didu, melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter) @msaid_didu, mengunggah cuitan yang menyoroti dugaan "eksekusi abal-abal" terhadap sebidang tanah milik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Makassar.
Dalam unggahannya yang dipublikasikan pada 11 November 2025, Said Didu secara terbuka menuding adanya keterlibatan "mafia tanah" sebagai dalang di balik eksekusi tersebut.
Lebih lanjut, ia merinci pihak-pihak yang ia sebut sebagai "beking" atau pelindung dari mafia tanah tersebut. Pihak yang ditudingnya mencakup oknum perwira tinggi dari berbagai institusi.
"Ternyata beking mafia tanah yg 'eksekusi' tanah Pak JK antara lain: 1) pati bintang 2 dari Mabes AD, 2) pati bintang 2 dari Korps Marinir, 3) pati Mabes Polri dari 2 unit," tulis Said Didu dalam cuitannya.
Selain dari aparat, Said Didu juga menyebut keterlibatan pihak korporasi. " 4) dari GMTD (Lippo Group) dikenal dekat dg Menteri ATR/BPN sekarang," tambahnya.
Said Didu mengklaim bahwa foto yang menunjukkan kehadiran para pihak tersebut saat eksekusi berlangsung sudah beredar di kalangan terbatas. Ia juga menambahkan dugaan adanya konsekuensi bagi aparat di level bawah yang mencoba bersikap netral.
"Aparat di bawah yg bersikap netral, saat ini sedang proses dimutasi," ungkapnya.
Di akhir cuitannya, Said Didu menyimpulkan bahwa fenomena ini merupakan bukti adanya oligarki yang mengatur aparat untuk mengambil alih tanah rakyat.
Ia pun secara langsung menyerukan intervensi dari Presiden Prabowo Subianto untuk memberantas praktik mafia tanah. "Bpk Presiden @prabowo seharusnya turun tangan berantas mafia tanah," tutupnya.
0 Komentar