(Prompt: A political caricature of a stern-faced Indonesian president in a formal suit, dismissively waving his hand beside a sleek, futuristic high-speed train labeled 'WHOOSH'. A smaller, determined anti-corruption official is trying to hand him a fragile, flickering candle labeled 'PUBLIC HOPE'. The scene is set against a dark, dramatic sky. The dominant color element is a vibrant magenta #bb1a73, used in the sky and on the train's accents, creating a tense atmosphere. Editorial cartoon style, high detail.)
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang, menyuarakan harapannya agar Presiden Prabowo Subianto dapat mempertahankan konsistensi dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap komentar Presiden mengenai kasus Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh).
Seperti yang diberitakan oleh rmol.id (06/11/2025), pandangan tersebut disampaikan oleh Saut dalam sebuah diskusi yang digelar di Kantor Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN) pada Rabu, 5 November 2025. Diskusi tersebut mengangkat tema "Skandal Whoosh: Pintu Masuk Bongkar Korupsi Jokowi".
Potensi Menurunnya Harapan Publik
Saut Situmorang menyoroti pernyataan Presiden Prabowo yang menyebut tidak ada masalah dalam proyek Whoosh. Menurutnya, pernyataan semacam itu berpotensi menurunkan tingkat harapan masyarakat terhadap visi dan komitmen pemerintah saat ini dalam memberantas korupsi. "Per hari ini kita masih menempatkan harapan, tapi jangan dibuang harapan kita itu," ujar Saut, sebagaimana dikutip oleh media tersebut.
Status Proyek Whoosh Dipertanyakan
Lebih lanjut, Saut berpendapat bahwa proyek Whoosh tidak dapat dikategorikan sebagai proyek strategis. Alasannya, proyek tersebut dinilai tidak memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas. Ia mengklaim bahwa terdapat sekitar 50 masalah yang melingkupi proyek kereta cepat tersebut.
Korelasi Pemberantasan Korupsi dan Investasi
Menurut Saut, penguatan upaya pemberantasan korupsi justru memiliki potensi yang lebih besar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan dalam menaikkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia di tingkat global akan berdampak positif pada kepercayaan para investor. Kepercayaan investasi yang meningkat inilah yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.
Referensi:
- Sumber Fakta: Laporan oleh Ahmad Satryo, "Presiden Diminta Jangan Bikin Pupus Harapan Pemberantasan Korupsi", RMOL.ID, dipublikasikan pada Kamis, 6 November 2025, 10:39 WIB.
0 Komentar