Internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dilaporkan mengalami ketegangan setelah Rais Aam KH Miftachul Akhyar memberikan ultimatum kepada Ketua Tanfidziyah KH Yahya Cholil Staquf untuk mengundurkan diri dalam waktu tiga hari. Permintaan tegas tersebut menandakan adanya persoalan mendasar di dalam organisasi.
Berdasarkan sumber, KH Yahya Cholil Staquf telah menolak permintaan untuk mundur tersebut. Situasi ini menimbulkan pertanyaan mengenai langkah selanjutnya yang akan terjadi di dalam PBNU, mengingat peristiwa semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam dinamika hubungan antara Rais Aam dan Ketua Tanfidziyah.
Latar Belakang Tuntutan Pengunduran Diri
Tuntutan mundur ini dinilai tidak biasa karena disampaikan kurang dari setahun menjelang jadwal resmi Muktamar NU. Hal ini mengindikasikan bahwa permasalahan yang ada dianggap sangat fatal dan mendesak untuk diselesaikan tanpa menunggu forum Muktamar.
Secara historis, Ketua Tanfidziyah PBNU umumnya menjabat selama dua periode. Fakta bahwa KH Yahya Cholil Staquf diminta mundur sebelum menyelesaikan satu periode penuh menunjukkan adanya persoalan yang sangat mendasar. Sumber menyebutkan bahwa konflik ini bukan sekadar perebutan kekuasaan internal yang biasa terjadi, melainkan sesuatu yang lebih dalam.
Dua Isu Utama yang Mengemuka
Menurut analisis sumber, terdapat dua alasan utama yang menjadi dasar permintaan pengunduran diri tersebut. Isu pertama adalah terkait tata kelola keuangan di tubuh PBNU.
Masalah keuangan ini disebut berkaitan dengan beberapa hal, termasuk konsesi tambang yang diberikan kepada PBNU serta persoalan kuota haji yang sempat diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menyangkut mantan Menteri Agama, yang merupakan adik kandung dari KH Yahya Cholil Staquf.
Isu kedua yang diungkap adalah hubungan KH Yahya Cholil Staquf dengan jaringan yang disebut sebagai 'Zionis Internasional' di Israel. Namun, sumber menyatakan bahwa hubungan ini sudah menjadi pengetahuan umum jauh sebelum ia menjabat sebagai Ketua PBNU, sehingga dianggap bukan menjadi satu-satunya pemicu utama.
Analisis Keterkaitan Isu dan Dampak Internal
Sumber tersebut mengemukakan bahwa masalah tata kelola keuangan kemungkinan besar berkelindan dengan isu hubungan internasional tersebut. Meskipun publik lebih tertarik pada isu hubungan dengan Israel, inti persoalan diyakini lebih kompleks dan menyangkut pengelolaan dana dalam jumlah besar.
Hubungan dengan jaringan internasional itu disebut bukan tidak mungkin menjadi salah satu faktor yang membantunya terpilih sebagai Ketua PBNU. Sementara itu, permintaan mundur dari Rais Aam diinterpretasikan sebagai langkah untuk menjaga nama baik organisasi dan umat secara lebih luas.
Penyelesaian konflik internal ini akan menjadi penentu bagi soliditas PBNU ke depan. Jika tidak diselesaikan dengan baik, dikhawatirkan kepentingan pihak luar dapat masuk dan memengaruhi organisasi di luar kendali internal NU sendiri.
Referensi:
Sumber artikel: www.gelora.co (24/11/2025)
0 Komentar