Dikabarkan Ogah Mundur, Yahya Staquf Kumpulkan Ulama Senior Terkait Ultimatum Pemecatan Dirinya

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, dilaporkan mengundang puluhan tokoh senior dan alim ulama NU ke Gedung PBNU, Jakarta, pada Minggu malam, 23 November 2025. Berdasarkan salinan undangan bertanggal 22 November 2025, sebanyak 76 tokoh diundang dalam acara yang diagendakan sebagai "silaturahim alim ulama".

Di antara nama-nama yang diundang terdapat sejumlah tokoh senior NU, seperti Taufiqurrahman Subkhi, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, dan Mustofa Bisri. 

Bendahara PBNU, Sumantri Suwarno, telah mengonfirmasi adanya undangan tersebut. Ia menyatakan bahwa pertemuan itu bertujuan untuk memberikan klarifikasi terkait isu yang memicu desakan mundur terhadap Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum.

"Sebagian besar mengenai Peter Berkowitz dan laporan keuangan PBNU," ujar Sumantri saat dihubungi pada hari Minggu, 23 November 2025.


Desakan Mundur dari Syuriah PBNU

Desakan agar Yahya Cholil Staquf mundur datang dari rapat harian Syuriah PBNU yang digelar di Hotel Aston, Jakarta, pada Kamis, 20 November 2025. Rapat tersebut dihadiri oleh 37 dari total 53 pengurus harian Syuriah PBNU.

Hasil rapat tersebut tertuang dalam sebuah risalah yang ditandatangani oleh Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar, pada Jumat, 21 November 2025.

Dalam dokumen berjudul "Risalah Rapat Harian Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama" itu, terdapat dua poin keputusan penting. 

Pertama, Yahya Cholil Staquf diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya dalam waktu tiga hari sejak keputusan diterima. Kedua, jika ia tidak mengundurkan diri dalam tenggat waktu tersebut, Syuriah PBNU akan memberhentikannya dari jabatan Ketua Umum PBNU.


Akar Kontroversi: Kehadiran Peter Berkowitz

Pemicu utama dari keputusan Syuriah PBNU adalah kehadiran narasumber yang dinilai berafiliasi dengan jaringan zionisme internasional dalam acara Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).

Menurut risalah rapat, tindakan ini dianggap melanggar nilai dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama.

Narasumber yang dimaksud adalah Peter Berkowitz, seorang peneliti yang diundang PBNU pada pertengahan Agustus 2025. 

Berkowitz diketahui pernah menerbitkan buku berjudul 'Israel and the Struggle over the International Laws of War (2012)' yang berisi pembelaan terhadap Israel. 

Pelaksanaan AKN NU dengan narasumber kontroversial di tengah isu genosida oleh Israel dinilai melanggar Peraturan Perkumpulan NU Nomor 13 Tahun 2025, khususnya Pasal 8 huruf a, mengenai pemberhentian fungsionaris yang mencemarkan nama baik organisasi.


Klarifikasi Yahya Cholil Staquf

Menanggapi kontroversi tersebut, Yahya Cholil Staquf telah memberikan klarifikasi. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa Peter Berkowitz sering membela gerakan Zionis. Menurutnya, selama mengenal Berkowitz hampir lima tahun, tidak pernah ada pembahasan mengenai isu tersebut.

"Jadi, saya mohon maaf sekali kepada masyarakat bahwa saya membuat keputusan tanpa pertimbangan yang teliti dan lengkap terkait Peter Berkowitz ini," kata Yahya beberapa waktu lalu.

Ia menegaskan bahwa kehadiran Berkowitz murni untuk menjelaskan konsep hak asasi manusia yang menjadi bidang penelitiannya.

Referensi:

Sumber artikel: www.tempo.co (24/11/2025)

0 Komentar

Produk Sponsor