Di Tengah Polemik Ijazah Palsu, Sikap "Diam" Prabowo Ditafsirkan Tengah Berjarak dengan Jokowi?

Di Tengah Polemik Ijazah Jokowi, Sikap Diam Prabowo Dipertanyakan: Masih 'Hopeng'?

Pengamat politik Ray Rangkuti menyatakan bahwa dinamika seputar polemik ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memasuki babak baru. Menurutnya, isu ini tidak hanya menimbulkan kegaduhan di ruang publik, tetapi juga menciptakan tekanan serius bagi keluarga Jokowi.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) tersebut mengidentifikasi adanya tanda-tanda ketegangan yang meningkat di dalam lingkaran keluarga mantan presiden. "Ada sesuatu yang mulai mungkin menjengkelkan tapi sekaligus juga menakutkan bagi keluarga Pak Jokowi khususnya,” ujar Ray seperti dikutip dari kanal Youtube Terus Terang Media pada Kamis, 20 November 2025.


Indikasi Tekanan pada Keluarga Mantan Presiden

Ray Rangkuti menunjukkan dua langkah yang menjadi indikator adanya tekanan tersebut. Pertama adalah keputusan keluarga untuk melaporkan polemik ijazah ini kepada pihak kepolisian. Kedua, penetapan status tersangka terhadap Roy Suryo dan beberapa individu lain yang dinilainya tidak disertai penjelasan yang cukup transparan kepada publik.

Lebih lanjut, Ray menilai eskalasi polemik semakin tajam setelah Roy Suryo memperluas sorotannya dari ijazah Jokowi hingga ke ijazah milik Gibran Rakabuming Raka.


Sikap Presiden Prabowo Menjadi Sorotan

Dalam analisisnya, Ray Rangkuti juga menyoroti sikap diam yang ditunjukkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia menganggap bahwa Prabowo tidak memberikan pembelaan yang kuat kepada Jokowi terkait isu ini, meskipun keduanya sering digambarkan memiliki hubungan yang sangat dekat.

“Kekhawatiran itu ditambah dengan sikap diamnya Pak Prabowo. Jadi ada kesan Pak Prabowo tidak terlalu antusias untuk "menahan" serangan kepada Pak Jokowi dan keluarganya terkait dengan ijazah ini,” ungkap Ray.


Persepsi Publik Akibat Ketiadaan Reaksi

Menurut Ray, sikap Prabowo yang memilih untuk tidak bereaksi justru memperkuat persepsi di masyarakat bahwa sang presiden membiarkan isu tersebut terus berkembang. Ray mengakui bahwa istilah 'membiarkan' mungkin dapat diperdebatkan, namun ia menggambarkannya sebagai sikap 'mendiamkan' atau ketiadaan reaksi.

Ia menggarisbawahi kontras antara sikap tersebut dengan pernyataan Prabowo sebelumnya mengenai kedekatannya dengan Jokowi. “Padahal soal hubungannya dengan Jokowi beliau mengatakan saya hopeng (sahabat karib), hopeng tapi ini dibiarin,” tegasnya.

Referensi:

Sumber artikel: www.gelora.co (20/11/2025)

0 Komentar

Produk Sponsor