Sebut Data BPS Pengangguran dan Kemiskinan Menurun, Prabowo: Indonesia Berada di Jalur yang Benar


Di atas panggung Kongres PSI di Solo, Presiden Prabowo Subianto berdiri penuh keyakinan. Dengan suara lantang, ia menegaskan bahwa Indonesia saat ini tidak sedang berada dalam kondisi sulit. 

“Kita di jalan yang benar,” katanya, menyemaikan nada optimisme ke seluruh penjuru negeri. Tapi di saat bersamaan, banyak warga justru sedang sibuk mengirim lamaran kerja ke mana-mana. Pemberitaan PHK massal sejumlah pabrik ternama pun marak beredar.


Cerita Lama Bernama “Kita Baik-Baik Saja”

Kalimat “kita baik-baik saja” udah kayak playlist langganan pemerintah tiap kali ada gejolak. Dari masa ke masa, narasi ini nggak pernah absen, seolah jadi jimat sakti buat menenangkan rakyat. Kali ini, narasinya datang bareng data dari para menteri: investasi tembus target, pengangguran menurun, dan kemiskinan makin kecil katanya.

Dari pemberitaan merdeka.com, Presiden mengatakan “Inti-intinya kita berada di jalan yang benar, usaha untuk membuat seolah-olah Indonesia dalam keadaan susah, Indonesia dalam keadaan gelap, Indonesia ekonomi gagal itu saudara-saudara, itu adalah upaya menurunkan semangat kita dan itu tidak benar saudara sekalian,” tegas Prabowo di Kongres PSI, Auditorium UMS, Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/07/2025).

Sayangnya, narasi dari atas podium sering kali nggak selaras dengan nada dari bawah panggung. Banyak yang justru bingung: kalau negara sebaik itu, kenapa hidup rasanya makin sempit?

Kalau ekonomi terang benderang, kenapa masih banyak yang ngandelin utang buat isi kulkas di akhir bulan?


Kalau Ekonomi Melesat, Kenapa Masih Banyak yang Nyari Kerja?

Lucunya, di tengah euforia investasi dan kemiskinan yang katanya menurun, jagat maya justru diramaikan dengan berita tentang pelamar kerja yang membludak.

Beberapa hari kemarin viral pemberiraan antrean panjang pelamar kerja di salah satu toko retail di Cianjur. Padahal lowongan yang tersedia hanya 50 posisi. Namun jumlah peminat menyentuh angka ribuan. 

Lebih lanjut, kita juga bisa lihat laporan bisnis.com (17/07/2025), yang mengungkap antrean panjang pencari kerja di gerai McDonald's hingga bikin lalu lintas macet.

Jadi, investasi mungkin datang, tapi lowongan kerja yang layak seolah masih tersembunyi di balik awan. Pemerintah boleh saja bilang pengangguran turun, tapi jangan lupa, banyak yang turun status jadi pekerja informal, bukan masuk dunia kerja yang stabil. Statistik memang penting, tapi cerita manusia jauh lebih nyaring buat yang mau mendengar.


Danantara dan Janji Masa Depan yang Mahal

Prabowo juga menyebut sebuah terobosan: Dana Investasi Kedaulatan bernama Danantara. Namanya keren, artinya pun filosofis. Danantara disebut-sebut punya aset lebih dari 1.000 miliar dolar AS. Tapi tenang, bukan berarti semua warga bakal dapat THR dari dana ini.

Pertanyaannya: siapa yang ngatur? Gimana transparansinya? Apakah kita akan tahu ke mana dana itu mengalir? Jangan sampai publik cuma kebagian nama, sementara isi dan keuntungannya cuma mampir ke segelintir elite.

Pengalaman negara lain seperti Malaysia dan Norwegia menunjukkan bahwa sovereign wealth fund bisa sukses, tapi hanya jika diawasi dengan benar dan bebas dari campur tangan politik jangka pendek.


Program Makan Gratis, Beneran Bikin Bangga atau PR Baru?

Program makan bergizi gratis juga ikut dipajang sebagai prestasi. Sudah 6 juta anak dan ibu hamil jadi penerima manfaat, dan katanya bakal nembus 25 juta pada Agustus.

Ini tentu langkah positif, apalagi kalau benar-benar menjangkau yang butuh. Tapi program dengan skala segede ini nggak cukup cuma viral atau dibahas di luar negeri. Dan yang lebih penting, perlu dikritisi, apakah logistiknya rapi? Apakah menunya bergizi sungguhan? Apakah dananya cukup?

Karena jangan-jangan, kita terlalu cepat bangga sebelum dampaknya benar-benar terasa. Dan jika gagal, program sebesar ini bisa berubah jadi bom waktu anggaran yang meledak di kemudian hari.

Optimisme pemerintah itu sah, bahkan perlu. Tapi terlalu percaya diri juga bisa bikin lupa bahwa kritik bukanlah ancaman, tapi cermin. Cermin untuk memastikan bahwa langkah ke depan nggak bikin rakyat malah tertinggal di belakang.

Referensi:

0 Komentar

Produk Sponsor