Partainya Disebut Sebagai Dalang Isu Ijazah Palsu Jokowi, Andi Arief Hingga AHY Angkat Bicara



Isu soal keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, belum juga mereda. Meski sejumlah pihak sudah menyatakan bahwa ijazah tersebut sah, sebagian masyarakat masih menyimpan rasa penasaran. Alih-alih meredakan, kini muncul polemik baru: siapa dalang di balik isu ini? Dan apakah benar ada partai politik yang ikut bermain?

Isyarat 'Partai Biru' dari Kubu Jokowi dan Reaksi yang Bermunculan

Presiden Jokowi sempat menyebut bahwa Roy Suryo tidak bergerak sendiri dalam menyuarakan dugaan ijazah palsu. Ia memberi sinyal bahwa ada “orang besar” atau aktor kuat yang mendukung dari belakang. Tak lama setelah itu, Ketua Umum relawan Solmet, Silfester Matutina, dalam sebuah talkshow menyinggung adanya partai politik “berwarna biru” di balik gerakan ini.

Pernyataan itu langsung menyulut spekulasi publik. Banyak yang menafsirkan warna biru sebagai kode keras yang mengarah ke Partai Demokrat. Munculnya sinyal seperti ini menimbulkan perdebatan, apakah ini bentuk strategi politik yang memecah fokus publik atau sekadar reaksi spontan dari kubu pendukung Jokowi.


Bantahan AHY dan Cuitan Emosional Andi Arief

Menanggapi tudingan tersebut, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), langsung angkat suara saat kunjungan kerja ke NTB. Ia menyebut tuduhan itu sebagai “fitnah” yang tidak berdasar.

Sementara itu, politisi senior Demokrat, Andi Arief, memberi tanggapan melalui akun X miliknya. Ia mempertanyakan keseriusan Presiden Jokowi dalam menyebut partainya terlibat, sambil menulis kalimat penuh sindiran: “Biru itu warna yang mendekati kebenaran.” Cuitan tersebut justru memicu komentar beragam dari publik, termasuk yang menilai Demokrat jadi terlalu cepat defensif.

Perdebatan pun meluas, tak hanya soal substansi tuduhan, tapi juga soal cara elite politik saling menanggapi di ruang publik. Apakah respons Andi Arief membantu memperjelas posisi Demokrat, atau justru membuat publik jadi bertanya-tanya?


Ijazah Sudah Dinyatakan Asli, Tapi Publik Masih Merasa Ada yang Janggal

Dalam beberapa kesempatan, pihak Universitas Gadjah Mada (UGM), Dekan Fakultas Kehutanan, bahkan pembuat ijazah Presiden Jokowi telah menyatakan bahwa ijazah tersebut asli. Namun hingga kini, sebagian publik masih belum sepenuhnya puas. Bagi mereka, bukti administratif belum cukup untuk menghilangkan keraguan yang telanjur mengendap di ruang digital.

Seperti diberitakan oleh gelora.co (27/07/2025), penyelidikan polisi telah memeriksa 26 saksi terkait kasus ini. Namun, tidak ada satu pun yang mengaitkan Partai Demokrat secara langsung. Justru nama-nama seperti Roy Suryo, Eggy Sudjana, dan Rismon Sianipar yang muncul sebagai pelapor dan penggerak utama.

Sayangnya, pembuktian formal tidak serta merta menutup polemik. Alih-alih menjernihkan, kini perhatian publik justru teralihkan pada siapa yang berada di balik isu ini. Pertanyaan pun bergeser, bukan lagi soal pembuktian ijazah asli, tapi siapa yang sedang bermain di balik layar.


Adu Strategi atau Upaya Mengadu Domba?

Isyarat tentang “orang besar” dan “partai biru” yang dilempar ke publik tanpa menyebut nama secara langsung, membuka ruang tafsir yang sangat luas. Dalam konteks politik Indonesia yang penuh simbol dan kode warna, pernyataan seperti ini bisa menjadi senjata dua arah: bisa memperkuat dukungan, bisa juga membuka konflik horizontal di antara aktor politik.

Pertanyaannya kini mengarah pada motif, Apakah polemik ini sengaja dimunculkan untuk meredam desakan rakyat agar Presiden menunjukkan ijazah aslinya secara terbuka? Ataukah benar ada manuver kekuatan politik yang mencoba mengalihkan fokus masyarakat dari substansi ke arah adu domba antar elit?

Jawaban dari semua pertanyaan itu mungkin belum akan muncul dalam waktu dekat. Tapi satu hal yang pasti: publik tidak boleh kehilangan akal sehat dan harus tetap kritis melihat arah angin permainan politik saat ini.

Referensi:

0 Komentar

Produk Sponsor