Politisi Ini Ungkapkan Fakta, Jokowi Tidak Memiliki Dokumen Pendidikan Saat Maju Pilwalkot Solo 2005


Drama Politisi
— Polemik ijazah mantan Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, kembali jadi sorotan publik setelah pernyataan tajam dilontarkan politikus senior PDIP, Beathor Suryadi. Dalam sebuah podcast, ia menyebut bahwa Jokowi tidak memiliki dokumen pendidikan saat pertama kali maju di Pilwalkot Solo maupun Pilgub DKI Jakarta.


Awalnya Cuma Tulisan Tangan, Bukan Ijazah

Kecurigaan terhadap keaslian ijazah Jokowi bukan barang baru. Namun, kali ini jadi lebih panas karena datang dari internal PDIP sendiri. Beathor Suryadi, dalam podcast To The Po!nt Aja, mengklaim bahwa Jokowi tidak menyerahkan berkas pendidikan apapun saat mendaftar sebagai calon wali kota Solo tahun 2005. Bahkan saat maju ke Pilkada DKI Jakarta, situasinya sama: tidak ada dokumen pendidikan.

“Dia cuma tulis tangan aja gelar Insinyur di depan namanya,” ujar Beathor, merujuk pada informasi dari Taufik Hidayat dan eks sekda Supradi. Ini tentu menjadi pertanyaan serius: jika benar hanya tulisan tangan, bagaimana proses verifikasi bisa diloloskan oleh KPU?


Dokumen Hilang di KPU Solo, Tapi Kok Tetap Bisa Maju?

Lebih jauh, Beathor menyebut bahwa berkas Jokowi di KPU Solo tahun 2005 sudah hilang. Ia menilai itu sebagai indikasi kuat bahwa sejak awal memang tidak ada ijazah yang dilampirkan. Bahkan menurutnya, kalimat pertama dari tim Jokowi ketika bertemu tim pemenangan di Jakarta adalah, “Kami tidak punya dokumen, untuk itu mari dibuat.”

Pernyataan ini membuka potensi besar tentang adanya perancangan ulang dokumen secara internal demi memenuhi syarat administratif. Jika benar, ini bukan sekadar kelalaian, tapi bisa mengarah ke dugaan manipulasi data negara.


Nama-nama Kunci di Balik Cerita Lama Ini

Sosok penting yang disebut berkali-kali dalam pengakuan Beathor adalah Deni Iskandar, mantan Wakil Sekretaris Pemenangan Pilgub DKI Jakarta dari PDIP. Ia diduga sebagai tokoh kunci yang merancang ulang dokumen administrasi Jokowi agar lolos sebagai kandidat. Prasetyo Edi juga disebut sebagai pihak yang mempertemukan tim Solo dan tim Jakarta.

Menariknya, Beathor tidak hanya mengungkap fakta, tapi juga mengklaim bahwa dirinya melakukan pelacakan selama bertahun-tahun. Namun pertanyaannya: jika tokoh-tokoh ini benar tahu sejak awal, kenapa baru sekarang diungkap? Apakah ada motif politik atau momentum tertentu di balik keberanian bicara ini?


Sebelum Ijazah Asli Ditunjukkan, Polemik Tak Akan Usai

Hingga saat ini, Jokowi belum pernah menunjukkan langsung ijazah asli ke publik. Di tengah isu yang terus bergulir, keengganan membuka dokumen justru menambah spekulasi. Apalagi, statusnya sebagai mantan pemimpin tertinggi negara mestinya membawa tanggung jawab etika dan transparansi yang besar.

Pertanyaan paling mendasar adalah, apa susahnya menunjukkan ijazah asli jika memang ada? Selama ini, publik hanya disuguhi narasi resmi dan bantahan, tanpa ada bukti fisik yang meyakinkan. Padahal, satu lembar ijazah yang sah bisa meredam spekulasi yang sudah terlalu jauh berkembang.

Kalau polemik ini terus diabaikan, bukan cuma kredibilitas pribadi Jokowi yang dipertaruhkan, tapi juga kepercayaan rakyat pada sistem verifikasi calon pemimpin di Indonesia.

Referensi:

0 Komentar

Produk Sponsor