Banjir bandang yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah menyisakan tanda tanya besar terkait asal-usul kayu gelondongan yang hanyut. Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kini bersinergi untuk mengungkap misteri ini. Mereka memanfaatkan teknologi modern bernama Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) untuk menelusuri jejak kayu-kayu tersebut.
Kemenhut Mulai Pengumpulan Sampel Kayu
Kementerian Kehutanan telah berhasil mengumpulkan sampel kayu yang terseret arus banjir bandang di beberapa wilayah Sumatera. Sampel-sampel ini diambil dari lokasi terdampak parah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pengumpulan sampel menjadi langkah awal penting dalam proses identifikasi. Seperti yang diberitakan oleh gelora.co (2025-12-05), Kemenhut berkomitmen untuk menindaklanjuti temuan ini secara serius.AIKO Ungkap Anatomi Kayu dan Asal Penebangan
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa AIKO merupakan teknologi kunci dalam penyelidikan ini. Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) akan menganalisis dan mengidentifikasi anatomi kayu dari setiap sampel yang terkumpul. AIKO mampu membaca dan merekam struktur internal kayu, memberikan petunjuk vital. Dari data ini, nantinya dapat diketahui metode penebangan kayu, apakah menggunakan alat berat seperti buldoser atau secara manual.Temuan Awal dan Indikasi Penting dari Polri
Informasi yang dihasilkan AIKO akan memberikan indikasi awal tentang lokasi serta metode penebangan kayu. Raja Juli Antoni menambahkan bahwa hasil ini bersifat permulaan dan belum konklusif, namun akan segera disampaikan kepada publik setelah diverifikasi. Di sisi lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mengungkapkan temuan signifikan di lapangan. Timnya mendapati bahwa banyak kayu gelondongan yang hanyut memiliki bekas potongan gergaji mesin atau chainsaw.Sinergi Kemenhut dan Polri Lanjutkan Penyelidikan
Adanya bekas potongan gergaji mesin pada kayu-kayu tersebut menjadi petunjuk kuat adanya aktivitas penebangan liar. Polri memastikan akan fokus dalam penyelidikan mendalam atas temuan ini. Investigasi akan dilakukan secara kolaboratif dengan Kementerian Kehutanan. Hingga saat ini, tim gabungan dari kedua institusi telah bergerak di lapangan untuk mendalami lebih lanjut kasus yang menarik perhatian publik ini.Sumber: www.gelora.co (05/12/2025)
0 Komentar