Percakapan Prabowo-Sjafrie Bocor ke Publik, Ada Indikasi Pengkhianatan di Orang Terdekat Prabowo

Dunia politik dan komunitas intelijen dibuat geger oleh bocornya percakapan yang sangat sensitif antara Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

Pembicaraan rahasia tersebut mencakup isu-isu strategis negara, mulai dari posisi Indonesia terhadap China, Taiwan, Papua, hingga implikasi dari Kebijakan Satu China (One China Policy).

Bagi para pakar keamanan nasional, insiden ini jauh lebih dari sekadar isu politik internal, melainkan indikasi nyata adanya kerentanan parah di ekosistem keamanan negara.

Pengamat intelijen dan geopolitik, Amir Hamzah, menilai kebocoran ini sebagai sinyal bahaya terbesar bagi integritas keamanan nasional.

Ia menduga kuat adanya infiltrasi, pengkhianatan, atau setidaknya manuver politik yang dimainkan pada level tertinggi kekuasaan.

“Ini adalah situasi yang sangat berbahaya dan tidak bisa diabaikan,” ujar Amir. Ia menegaskan bahwa bocornya pembahasan kepentingan strategis antara Presiden dan Menhan adalah indikasi kuat adanya pengkhianat di lingkaran kekuasaan.

Amir mengidentifikasi setidaknya tiga skenario penyebab kebocoran, termasuk potensi infiltrasi asing dari negara-negara besar dan operasi intelijen internal yang bertujuan menjatuhkan figur tertentu.

Selain itu, adanya kelemahan masif pada sistem komunikasi negara juga patut dicurigai sebagai jalur utama kebocoran.

Dalam analisis intelijen, pertanyaan kuncinya adalah siapa yang paling diuntungkan dari terungkapnya rahasia ini, karena tidak ada kejadian sebesar ini yang terjadi tanpa aktor dan motif tersembunyi.

Waktu terjadinya kebocoran ini sangat dicurigai karena terjadi tidak lama setelah Menhan Sjafrie membongkar keberadaan bandara ilegal.

Bandara tersebut diketahui dioperasikan oleh perusahaan China di kawasan industri tambang nikel Morowali tanpa izin yang jelas.

Pengungkapan fasilitas udara tanpa izin itu jelas merusak citra korporasi raksasa China di Indonesia, sehingga muncul dugaan bahwa kebocoran ini merupakan serangan balik terorganisir.

Amir menilai ada kemungkinan kebocoran ini adalah respons langsung ketika Sjafrie mulai menyentuh terlalu dalam operasi tidak resmi perusahaan China di Indonesia.

Dari perspektif geopolitik, insiden ini berpotensi menimbulkan dampak luas, terutama terhadap citra Indonesia di mata dunia internasional.

China, misalnya, akan melihat Indonesia sebagai aktor yang tidak solid, apalagi pembahasan yang bocor menyentuh isu sensitif seperti Taiwan dan Papua.

Jika percakapan internal Indonesia tentang isu-isu yang merupakan garis merah bagi Beijing bocor, China akan menyimpulkan adanya lubang besar dalam sistem keamanan negara kita.

Sementara itu, AS dan sekutunya mungkin memanfaatkan keretakan ini untuk memperkuat operasi intelijen dan memperluas pengaruh mereka di Jakarta.

Di ranah domestik, skandal kebocoran ini dilihat sebagai bagian dari kontestasi kekuatan, yang bisa jadi bertujuan merusak reputasi Sjafrie atau menyerang kredibilitas Presiden Prabowo.

Skenario lainnya adalah upaya untuk menekan pemerintah agar lebih “patuh” dan tidak terlalu keras terhadap aktivitas perusahaan asing di sektor strategis.

Amir Hamzah mendesak pemerintah agar segera meluncurkan operasi *counter-intelligence sweep* atau pembersihan besar-besaran terhadap semua perangkat komunikasi dan staf kunci di Istana serta Kemenhan.

“Kasus seperti ini tidak bisa diredam dengan pernyataan pers. Harus ada operasi pembersihan, dan siapa pun yang membocorkannya harus ditemukan, tidak peduli jabatannya,” tegasnya.

Kasus kebocoran Prabowo–Sjafrie ini menegaskan adanya pertarungan kepentingan masif antara kepentingan nasional, penetrasi asing, dan friksi internal kekuasaan yang harus segera ditindaklanjuti.

Sumber: moneytalk.id (02/12/2025)

0 Komentar

Produk Sponsor