Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Perwakilan Aceh, Heri Yugiantoro, mengonfirmasi data kerusakan tersebut pada Minggu (30/11). Ia menyebutkan bahwa penanganan darurat sedang diupayakan untuk memulihkan akses secepat mungkin.
Rincian Kerusakan Infrastruktur Vital
Menurut data yang disampaikan Heri Yugiantoro, sebanyak 14 jembatan telah terputus akibat bencana. Rinciannya, 13 jembatan berlokasi di lintasan tengah dan satu jembatan lainnya berada di lintas barat Aceh. Selain jembatan, kerusakan juga terjadi pada infrastruktur jalan, di mana terdapat 12 titik tanah longsor yang menyebabkan terputusnya akses. Titik-titik longsor ini tersebar di beberapa lokasi yang mencakup lintas timur, tengah, dan barat provinsi tersebut.
Langkah Penanganan Darurat Dilakukan
Pihak BPJN telah merancang dua jenis penanganan darurat untuk jembatan yang rusak, disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Metode pertama adalah melakukan penimbunan pada jalan pendekat yang tergerus menggunakan material seperti boulder dan karung pasir (sandbag). Metode kedua adalah dengan memasang jembatan darurat tipe Bailey serta melakukan perkuatan di samping abutment jembatan. Sementara itu, untuk jalan yang tertutup longsor, langkah sementara yang diambil meliputi pemasangan rambu-rambu darurat, penempatan petugas, mobilisasi alat berat, perkuatan darurat pada lereng, dan upaya pelebaran jalan.
Upaya Pemulihan Pasca-Banjir
Di wilayah yang genangan banjirnya mulai surut, BPJN memfokuskan upaya pada pembersihan lumpur dan material lainnya dari badan serta bahu jalan. Heri menjelaskan bahwa pihaknya juga membersihkan dan melancarkan kembali saluran drainase untuk memastikan air dapat mengalir secepatnya ke saluran pembuangan. "Kita juga menginventarisir kerusakan jalan atau lubang baru," tambah Heri mengenai langkah lanjutan pasca-penanganan awal.
Estimasi Kerugian Belum Dapat Dihitung
Hingga saat ini, total kerugian finansial akibat kerusakan belasan jembatan dan jalan nasional tersebut belum dapat dipastikan. Heri Yugiantoro menegaskan bahwa pihaknya perlu melakukan perhitungan yang detail dan cermat terlebih dahulu sebelum merilis angka estimasi. "Kami belum sampai menghitung volume dan biaya penanganannya. Harus kami lakukan hati-hati agar tidak terdeviasi terlalu jauh perencanaan dan realisasi," ujarnya, menekankan pentingnya akurasi dalam perencanaan perbaikan.
Referensi:
Sumber artikel: voi.id (30/11/2025)
0 Komentar