Menkeu Purbaya Kecewa Tuding BI Hambat Ekonomi, Kebijakan Perry Warjiyo Dianggap Terlalu Ketat!

Menkeu Purbaya Salahkan BI Hambat Ekonomi, Kebijakan Perry Warjiyo Dianggap Terlalu Ketat!

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan kekecewaannya terhadap kinerja Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. Menurutnya, kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral dinilai terlalu ketat, sehingga membatasi efektivitas dorongan fiskal yang sedang dijalankan oleh pemerintah.

Pernyataan ini disampaikan Purbaya dalam sebuah rapat kerja yang berlangsung dengan Komisi XI DPR di Jakarta pada hari Kamis, 27 November 2025.


Kritik Atas Arah Kebijakan Moneter

Purbaya menyoroti bahwa kebijakan moneter yang ada saat ini belum mendukung mesin perekonomian secara maksimal. Ia menyatakan bahwa pemulihan ekonomi yang mulai terasa saat ini baru ditopang oleh satu sisi saja, yaitu sektor fiskal. Menurutnya, berbagai stimulus dan penempatan dana kas negara di bank-bank milik negara (Himbara) telah menjadi penggerak utama roda perekonomian. “Masih ada mesin ekonomi kita yang belum membantu, yaitu dari sisi moneter. Ini injeksi positif masih dari sisi fiskal aja,” ujar Purbaya.


Pertumbuhan Uang Primer Menjadi Sorotan

Menurut Purbaya, salah satu indikator ketatnya kebijakan moneter adalah pertumbuhan uang primer (M0) yang sempat mencapai level negatif. Kondisi ini, jelasnya, secara langsung mempersempit ruang gerak perekonomian nasional. Ia menambahkan bahwa penyempitan likuiditas ini sesungguhnya telah terjadi sejak tahun 2024. “Ketika uang kita seperti ini, ini sudah negatif pertumbuhan uang kita. Kita susah, tapi waktu itu kita semua belum sadar. Dan sekarang saya mencoba memperbaiki ini,” ungkapnya.


Perlambatan Ekonomi Awal Tahun 2025

Akibat dari kondisi tersebut, perekonomian Indonesia tercatat mengalami perlambatan selama delapan bulan pertama tahun 2025. Meskipun setelah periode itu kebangkitan ekonomi mulai terlihat, Purbaya menegaskan bahwa pemulihan tersebut belum didukung secara menyeluruh. Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter untuk mencapai pemulihan yang lebih kuat.


Harapan Pelonggaran Likuiditas

Ke depannya, Purbaya berharap agar Bank Indonesia dapat mengurangi penyerapan dana dari sistem perbankan. Saat ini, dana yang diserap melalui instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan operasi pasar terbuka (open market operation) telah mencapai angka Rp1.000 triliun. “Agar likuiditas kembali longgar. Boleh bantu sedikit saja. Lebih bagus lagi kalau dikurangi, peredaran uang bisa lebih longgar dan bantu pemulihan ekonomi,” jelasnya. Purbaya berpendapat bahwa dalam kondisi saat ini, pertumbuhan M0 sebesar 20 persen masih dapat ditoleransi tanpa memicu inflasi yang berlebihan.

Referensi:

Sumber artikel: www.gelora.co (30/11/2025)

0 Komentar

Produk Sponsor